BAYANGKAN, jika si Belang putih ini tiba-tiba saja ada di tangan Anda, lalu perlahan menyebar ke seluruh tubuh. Malangnya, penderita sering dianggap memiliki pesugihan bulus Jimbung. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
VITILIGO merupakan kelainan kulit kronis (menahun) akibat gangguan pigmen melanin, ditandai bercak-putih berbatas-tegas. Vitiligo dapat meluas, mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya: rambut dan mata.
Vitiligo ditemukan pada 0,5-2% populasi penduduk dunia, di usia berapapun, meskipun umumnya dijumpai pada usia 10-40 tahun, dengan dominasi pada wanita. Di Amerika, sekitar 2 juta orang menderita vitiligo. Penyebab Ada beberapa hipotesis tentang penyebab vitiligo, misalnya: terjadi kerusakan melanosit dikarenakan mekanisme otoimun (kekebalan-tubuh), sitotoksik (keracunan-sel), oksidan-antioksidan, dan mekanisme yang diperantarai saraf. Hal lainnya seperti: gangguan pertumbuhan melanosit, rusaknya melanosit karena produk metabolik dari sintesis melanin atau mediator neurokimiawi tertentu. Juga paparan bahan kimia, seperti: monobenzileterhidrokinon pada sarung-tangan atau detergen yang mengandung fenol.
Menurut teori neurogenik, gangguan pelepasan katekolamin dari autonomic nerve endings berperan penting dalam perkembangan vitiligo melalui produksi partikel toksik di microenvironment melanosit di area yang terkena; melalui aksi sitotoksik langsung dari katekolamin; atau metabolite (produk-metabolisme)nya. Peningkatan konsentrasi katekolamin juga menjadi fenomena sekunder karena stres yang berhubungan dengan vitiligo. Vitiligo melibatkan interaksi kompleks dari berbagai faktor lingkungan dan genetik yang pada akhirnya berkontribusi terhadap terjadinya destruksi melanosit, yang menghasilkan lesi depigmented (berubah warna).
Potret Klinis Vitiligo merupakan bercak berwarna putih pucat, berbatas tegas, umumnya berdiameter 0,5-5 cm, dapat disertai gatal atau panas, namun keluhan terutama terfokus pada problem kosmetik. Umumnya, distribusi mengikuti tiga pola, yaitu: fokal, segmental, dan generalisata. Fokal; vitiligo terbatas pada sata atau dua area tubuh. Segmental; hilangnya warna hanya pada satu sisi tubuh dan bersifat stabil. Generalisata; terbanyak dijumpai, hilangnya pigmen tersebar dan simetris, dapat ditemukan di: persendian (siku, lutut), pergelangan tangan, pusat, sekitar mata, hidung, telinga, mulut, dan anus.
Perubahan warna kulit pertama-kali dijumpai di daerah terbuka, seperti di muka atau punggung tangan. Lalu pembentukan pigmen berlebih (hiperpigmentasi) terdapat di: ketiak, lipat paha, sekitar puting-susu, dan kelamin. Vitiligo juga banyak dijumpai di bagian yang sering terkena gesekan, seperti: punggung tangan, kaki, siku, lutut, tumit.
Pada kasus tertentu, warna rambut di kulit kepala, bulu-alis mata, atau janggut memudar menjadi agak putih atau keabu-abuan. Berubah atau hilangnya warna selaput-jala (retina) mata. Vitiligo juga dapat mengenai bagian tubuh yang menonjol dan terpajan sinar surya, misalnya: di atas jari, di sekitar mata-mulut-hidung, tulang kering, dan pergelangan tangan. Terkadang juga ditemukan di alat kelamin, puting susu, bibir, dan gusi.
Pemeriksaan Penunjang Malangnya, bertambah (luas)nya bercak putih juga menyebabkan penderita kurang percaya diri, cemas, stres, hingga depresi. Belum lagi beban psikologis akibat stigma negatif dari sebagian orang yang mempercayai takhayul bahwa vitiligo ini akibat penderita memiliki pesugihan bulus Jimbung.
Untuk menyingkirkan kemungkinan kusta, panu, atau penyakit lainnya, maka penderita sebaiknya menjalani pemeriksaan laboratorium: T4, radioimmunoassay TSH, gula darah puasa, hitung darah lengkap atas indikasi anemia pernisiosa, dan tes stimulasi ACTH jika curiga penyakit Addison. Pemeriksaan dengan lampu wood, mikroskop elektron, dan biopsi lesi boleh dilakukan bila diperlukan. Sebaiknya semua penderita diperiksa kadar gula darahnya, mengingat lebih rentan/berisiko menderita diabetes melitus, penyakit tiroid, anemia pernisiosa, dan penyakit Addison. Skor vitiligo disease activity (VIDA) juga digunakan dokter untuk mengetahui derajat keparahan vitiligo dan keperluan terapi.
Penatalaksanaan Dokter akan meresepkan obat sesuai indikasi, sebab tidak semua penderita perlu terapi. Obat golongan kortikosteroid, seperti: triamcinolone, hydrocortisone, atau prednisone, dipakai untuk menghentikan penyebaran vitiligo dan menyempurnakan pembentukan kembali pigmen kulit (repigmentation). Jika merupakan reaksi-otoimun, maka dapat diberi kortikosteroid-fluorinasi kuat.
Secara topikal; psoralens 1-5% (berupa liquid atau cream) methoxsalen, trioxsalen, pimecrolimus atau tacrolimus ointment 0,03-0,1%, calcipotriene, atau derivat lakton makrolid, digunakan bersamaan paparan ultraviolet-A (UVA). Contoh ramuan: larutan psoralen 1% dalam alkohol dioleskan, lalu dipajan di bawah sinar matahari antara jam 10-12, hingga warna kulit menjadi merah. Secara sistemik, dipakai psoralen (10-60 mg/hari) selama 2-9 bulan.
Untuk kasus tertentu, dokter akan mempertimbangkan zat warna topikal, seperti: Vitadye/Dy-o-Derm atau transplantasi (cangkok-organ) pada penderita dengan area vitiligo yang kecil. Adapun tekniknya dapat secara punch-graft, minigraft, suction-blister, autologous-cultures dan autologous-melanocytes-grafts, atau micropigmentation. Berkonsultasilah dengan dokter untuk hasil yang sempurna.
Bila vitiligo luas, dokter akan mempertimbangkan bleaching atau depigmentation dengan krim hidrokuinon. Namun, terapi ini membuat kulit menjadi sensitif terhadap sinar-surya. Selama proses terapi, dianjurkan juga memakai sunscreen (tabir-surya) dengan sun protection factor (SPF) 30 atau lebih tinggi. Adapun efektivitas lada hitam dan madu masih memerlukan riset ilmiah.
Pencegahan Hindari mengkonsumsi kunyit atau bahan makanan/minuman yang mengandung kunyit. Segeralah ke dokter bila warna kulit tubuh, rambut, atau mata berubah. Hendaknya tidak mengobati sendiri, sebab ada vitiligo yang dapat menghilang secara otomatis. Dengan penatalaksanaan-perawatan yang paripurna, tentunya vitiligo akan teratasi dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar