Setiap orang memiliki bakat dan karakter yang berbeda, ada yang berbakat menulis, ada yang berbakat melukis, dan sebagainya. Namun, seiring dengan bertambahnya usia dan pengaruh faktor lingkungan, adakalanya potensi kita bisa memudar. Wajar, apa pun yang kurang terasah bisa terkurangi atau bahkan menghilang. Sayang ya?
Karena itu, hendaknya kita mengetahui bakat dan potensi yang kita miliki sejak dini. Kalau tahu sejak awal, mengembangkannya juga jadi lebih enak. Kita nggak perlu lagi menjalani les-les yang tidak diminati. Selain itu, mengenali potensi anak sejak dini akan membantu para orang tua bisa lebih mengarahkan dan mengembangkan bakat anak di jalur yang tepat.
Saat ini negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Taiwan telah mengembangkan serta memakai sistem khusus. Cara tersebut bisa digunakan untuk mengenali bakat seseorang sejak dini. Sistem itu disebut Dermatoglyphics Intelligence Capacity (Dic) Fingerprint Analysis. Sesuai dengan namanya, sistem tersebut menggunakan fingerprint alias sidik jari dalam mengungkap bakat alami seseorang.
Dermatoglyphics terangkai dari kata derma yang berarti kulit dan glyph yang berarti ukiran. Definisinya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teori epidermal atau ridge skill (garis-garis pada permukaan kulit, jari-jari, telapak tangan, hingga kaki).
Para peneliti seperti Govard Bidloo (1685), Marcello Malpighi (1686), J.C.A. Mayer (1788), John E. Purkinje (1823), Dr Henry Faulds' (1880), Francis Galton (1892), Harris Hawthorne Wilder (1897), dan Noel Jaquin (1958) menemukan bahwa epidermal ridge itu memiliki hubungan yang bersifat ilmiah. Terutama dengan kode genetik dari sel otak dan potensi inteligensia seseorang.
Lho, terus apa hubungannya antara sidik jari dan potensi otak? Ternyata semua itu berawal dari perkembangan janin. Secara medis, ditemukan bahwa formasi sidik jari manusia baru terbentuk pada minggu ke-13, saat janin mulai berkembang.
Sidik jari tersebut mulai terbentuk sempurna pada minggu ke-19. Nah, saat sidik jari mulai terbentuk, saat itu juga otak janin mulai bekerja dan berkembang secara simultan. Dengan kata lain, sidik jari itu seperti peta yang menggambarkan potensi kecerdasan seseorang.
Seperti yang kita tahu, sidik jari tidak akan berubah sampai kita tua nanti, lho! Karena itu, potensi kecerdasan alami yang dibawa sejak lahir, seperti gaya belajar, potensi bakat, dan karakter, terdeteksi lewat analisis sidik jari. Hasilnya pun lebih akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar