Minggu, 08 Agustus 2010

Pinggul Besar Ganggu Memori Otak

BANYAK perempuan berharap bisa memiliki pinggul besar. Sebab mereka yang berpinggul besar dipercaya lebih mudah menjalani proses persalinan. Namun sebuah temuan baru menyatakan, pemilik pinggul besar lebih berisiko mengalami gangguan kemampuan memori.


Tim dari Northwestern Medicine mengungkapkan, bentuk tubuh perempuan dapat mempengaruhi seberapa baik memori ingatannya. Menurut mereka, jika orang tersebut memiliki ukuran pinggul yang besar maka akan semakin buruk memorinya.

Mereka menyatakan, perempuan bertubuh ‘apel’ (pinggang dan pinggul besar) memiliki hasil kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan bertubuh ‘pir’ (pinggang kecil, pinggul besar). Hal ini menunjukkan, ukuran pinggul seseorang mempengaruhi kemampuan kognitifnya.

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam ‘’Journal of the American Geriatrics Society’’ ini menyoroti tentang pentingnya menjaga berat badan yang sehat bagi tubuh dan juga pikiran seseorang.

Peneliti percaya, lemak yang menumpuk di perut akan membuat hormon estrogen menurun. Padahal secara alami kondisi ini baru terjadi setelah seseorang mengalami menopause. Hormon estrogen dalam tubuh bisa membantu melindungi otak dari penurunan kemampuan kognitif yang berhubungan dengan memori.

Penelitian melibatkan 8.745 perempuan berusia 65-79 tahun yang telah menopause. Hasil tes kognitif menujukkan mereka yang memiliki bentuk tubuh pir atau ukuran pinggul besar mendapat nilai yang buruk.

Peneliti utama Dr Diana Kerwin mengatakan, harus dilakukan penelitian untuk mengatahui jenis lemak apa yang bisa mempengaruhi fungsi otak. Karena lemak tertentu dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak yang terkait dengan penyakit Alzheimer atau membatasi aliran darah ke otak.

Jenis lemak yang terdapat di dalam tubuh bermacam-macam dan memiliki efek yang berbeda-beda. Jenis lemak tertentu ada yang mempengaruhi resistensi insulin, lipid dan juga tekanan darah.

Lingkar Kepala dan Risiko Demensia


PARA pemilik lingkar kepala yang besar ditengarai lebih lambat mengalami penurunan daya ingat dibanding mereka yang lingkar kepalanya berukuran rata-rata. Tim peneliti dari Universitas Munich, Jerman, meyakini kepala yang besar memiliki kemampuan yang besar pula dalam melawan kematian sel-sel otak yang diduga memicu demensia. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan penelitian terhadap 270 pasien.

Dalam penelitian tersebut, para responden dengan ukuran lingkar kepala besar memiliki hasil tes kognitif yang lebih baik, meski mereka memiliki penurunan jumlah sel-sel otak sama dengan pasien Alzheimer. Dengan kata lain, seseorang tidak harus menderita kehilangan memori yang serius walau berusia 60-an bila lingkar kepala mereka cukup besar.

Walaupun ukuran lingkar kepala sangat dipengaruhi faktor keturunan, tapi para peneliti yakin gaya hidup mempunyai pengaruh kuat. Gizi yang kurang baik atau penyakit yang diderita di usia bayi akan mempengaruhi ukuran lingkar kepala seseorang.

Pada usia balita, ukuran otak seorang anak sudah mencapai 93 persen dari ukuran maksimalnya. Karena itu para ahli menyarankan agar para ibu hamil memperhatikan asupan nutrisi dan menghindari infeksi penyakit untuk menjaga sel-sel otak sehingga terhindar dari penyakti demensia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar